KEBUDAYAAN SENI BANGSA ARAB
KEBUDAYAAN SENI BANGSA ARAB
Seni merupakan devarasi dari kebudayaan yang didalamnya mengandung unsur estetika dari proses ekpresi jiwa (gilang:2015). Kesenian adalah kebutuhan primer yang tidak
bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Seperti roti atau anggur atau
mantel hangat dimusim dingin. Mereka yang mengira kesenian adalah barang mewah,
pikirannya tidak utuh. Roh manusia menjadi lapar akan kesenian seperti halnya
perutnya keroncongan minta makan.
Pada awalnya seni diciptakan untuk kepentingan
bersama/milik bersama. karya- karya seni yang ditinggalkan pada masa
pra-sejarah digua-gua tidak pernah menunjukan identitas pembuatnya. Demikian
pula peninggalan-peninggalan dari masa lalu seperti bangunan atau artefak di
mesir kuno, Byzantium, Romawi, India, atau bahkan di Indonesia sendiri. Para
ahli arkiologi sendiri tidak tahu pasti. Mereka hanya bisa menyimpulkan
kesenian pada jaman sebelum moderen tidak beraspek individulistis.
Dalam
sejarah seni terjadi banyak pergeseran. Sejak renaisans atau bahkan sebelumnya
, basis-basis ritual dan kultis dari karya seni mulai terancam akibat
sekularisasi masyarakat. Situasi keterancaman itu mendorong seni akhirnya mulai
mencari otonomi dan mulai bangkit pemujaan sekular atas keindahan itu sendiri.
fungsi seni menjadi media ekspresi, dan setiap kegiatan bersenian adalah berupa
kegiatan ekspresi kreatif, dan setiap karya seni merupakan bentuk yang baru,
yang unik dan orisinil. Karena sifatnya yang bebas dan orisinal akhirnya posisi
karya seni menjadi individualistis.
Seni
pada perkembangannya di jaman moderen mengalami perubahan atau pembagian yakni
seni murni atau seni terapan/ seni dan desain yang lebih jauh lagi seni dan
desain oleh seorang tokoh pemikir kesenian yang oleh orang tuanya di beri nama
Theodor Adorno di beri nama “Seni Tinggi” untuk Seni Murni dan “Seni Rendah”
untuk Seni Terapan atau Desain. Karena menurutnya dalam seni tinggi seorang
seniman tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal (kebutuhan
pasar/bertujuan komersial) dalam menciptakan sebuah karya seni/murni ekspresi,
sedangkan seni rupa rendah adalah seni yang dalam penciptaannya dipengaruhi
oleh faktor-faktor eksternal. Adorno menganggap seni harus berbeda harus
berbeda dengan benda lain (barang); ia harus mempunyai “sesuatu”. Sesuatu itu
tidak sekedar menjadi sebuah komoditas. Karena sebuah karya atau benda yang
sebagai komoditas akan menghancurkan semangat sosial, pola produksi barang yang
menjadi komoditas adalah pola yang ditentukan dari atas oleh seorang produsen.
Jenis
– Jenis Seni Seni melaui pendengaran seperti musik, deklamasi puisi, prosa,
seni suara dan sebagainya. Seni yang diperoleh melalui penglihatan mata seperti
seni lukis, seni hias, fotografi, seni pakaian (fashion) dan sebagainya. Seni
yang dapat diperolehi melalui pendengaran dan penglihatan seperti drama,
teater, film dan sebagainya. Seni yang dinikmati melalui pembacaan seperti
hasil karya sastera yang berbentuk puisi dan prosa.
Pengertian Seni Umum Menurut islam
Secara Umum Seni pada mulanya adalah proses dari manusia,
dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat
dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan
dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.
Menurut
Islam Seni adalah penggerak nalar agar bisa menjangkau lebih jauh tentang apa
yang berada di balik mater. Keindahan adalah salah satu sebab tumbuh dan
kokohnya keimanan, sehingga keindahan itu menjadi sarana mencapai kebahagiaan
dalam kehidupan. (Dalam Fannanul Muslim wal Ibda', Dr. Barakat Muhammad Murad,
Manarul Islam No.353, Vol 30)
Seni
yang sahih adalah seni yang bisa mempertemukan secara sempurna antara keindahan
dan al haq, karena keindahan adalah hakikat dari ciptaan ini, dan al haq adalah
puncak dari segala keindahan ini. Oleh karena itu Islam membolehkan penganutnya
menikmati keindahan, karena hal itu adalah wasilah untuk melunakkan hati dan
perasaan
Secara
Umum Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu
merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari
ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu
yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan
Kesenian
Bangsa Arab Secara Umum
Kesenian adalah
sesuatu yang sulit dipisahkan dari kehidupan. Manusia dalam hidupnya sangat
menyukai keindahan dan seni adalah sesuatu yang dinilai indah. Keindahan seni
diakui oleh semua manusia termasuk para muslim. Islam adalah agama yang turun
di Arab Saudi khususnya kota Mekah. Kondisi saat islam muncul adalah suatu
kondisi dimana masyarakat arab masih menyembah berhala dan melakukan tindakan
yang kurang baik. Masyarakat arab suka menari, membuat syair dan melukis. Semua
nampak indah namun terkadang kurang memperhatikan nilai kemanusian dan kesopanan.
Misalnya dengan adanya tarian-tarian yang membangkitkan birahi seseorang, syair
yang bertujuan untuk mencela dan sebagainya. Setelah islam muncul dan
berkembang di sana Rasululloh sebagai pemimpin islam membuat larangan agar umat
muslim tetap memelihara ajaran islam yang baik. Rasululloh melarang tarian yang
dapat membangkitkan nafsu birahi dan syair-syair yang membuat adanya
perselisihan karena isinya yang saling mencela antar masing-masing suku. Sejak
saat itu seni dalam islam seperti dalam islam seperti kurang mendapat
apresiasi.
Kedudukan seni
dalam kebudayaan islam. Pada awalnya peradaban islam muncul ketika adanya
hubungan timbal balik antara orang Arab dan penduduk asli timur tengah sehingga
ada percampuran budaya dibawah naungan islam. Seni dalam islam meliputi seni
lukis,seni tari, dan seni rupa serta seni dalam arsitektur. Untuk seni lukis
pada awalnya islam melarang adanya seni lukis dengan dasar hadist nabi bahwa
malaikat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar. Lalu hadist yang
menyatakan bahwa manusia yang membuat gambar makhluk hidup akan mendapat siksa
yang pedih di akhirat. Namun beberapa ulama kemudian bahwa larangan tentang
seni lukis dikhususkan untuk gambar makhluk hidup. Bukti bahwa seni lukis
diperbolehkan adalah adanya lukisan dinding Khalifah Abdul Malik bin Marwan
pada masa dinasti Umayah. Seni musik dalam islam berkembang pesat pada masa
dinasti Abbasiyah. Nyanyian dalam islam disebut ghina, dan rasululloh
memperbolehkan anak-anak muslim bermain musik dan bernyanyi dalam kesempatan
perayaan.
Dapat diambil
kesimpulan bahwa musik yang diterima dalam islam adalah musik yang bernilai
keagamaan. Untuk seni tari Rasululloh memperbolehkannya selama tidak
membangkitkan nafsu birahi. Seni yang berkembang selanjutnya adalah seni
keramik. Wujud dari hasil karya seni keramik adalah keramik dengan tulisan
arab, motif tumbuhan,hewan dan manusia. Seni keramik berkembang pesat pada
islam zaman pertengahan. Selanjutnya adalah seni arsitektur dan kaligrafi yang
menduduki tempat yang tinggi dalam kebudayaan islam. Seni arsitektur dapat
dilihat dari masjid-masjid, makam, kubah,istana dan menara masjid yang dibangun
umat islam dari masa Rasululloh hingga saat ini. Menurut Alfred Frazer
arsitektur islam adalah ekspresi agama dan pandangannya tentang dunia lebih
dari sekedar ungkapan orang-orang tertentu, sistem politik ataupun sistem
ekonomi tertentu. Kesenian islam bukan hasil dari suatu ras atau suatu negara
tetapi merupakan perkembangan dari berbagai ras manusia yang melakukan ajaran islam
di banyak negara pada berbagai masa sejarah. Seni islam adalah pernyataan dari
peradaban bukan pernyataan dari kebudayaan.
Ciri-ciri seni islam :
- Kesenian yang dapat mendekatkan dengan Allah
- Materi yang disampaikan berbau positif
Buah karya seni umat islam:
- Menara Masjid Sultan Hasan di Mesir
- Taj Mahal di India
- Istana Al hambara di Spanyol
- Masjid Aya Sophia di Istambul
Macam-macam bentuk Kesenian Bangsa Arab :
Arab Saudi mempunyai beberapa bentuk Kesenian,
di antaranya ada seni musik, seni lukis dan seni kaligrafi, seni rupa dan seni
arsitektur, dan seni tari.
Seni Musik
a. Perkembangan Musik Arab
Music Arab
diyakini telah berkembang sejak abad 3 M, budaya musiknya merupakan perpaduan
dari tradisi music dinasti Sassanid di Persia (224-641), tradisi music
Byzanttium (awal abad 4- 6 M), dan nyanyian religi dari daerah Semenanjung
Arab. Berbagai tulisan musik (partitur) baru di temukan setelah berkembangnya
agama Islam di Arab, yakni sejak masa dinasti Umayyah pada abad ke-7. Puncak
kejayaan pada masa pemerintahan Harun Al Rasyid (766-809) di Bagdad, Irak.
Beliau dikenal sebagai pelindung seni music tradisi Arab . Ahli teori music
yang terkenal adalah Al Farabi dan Avicenna. Musik bagi bangsa Arab erat
hubungannya dengan magis dan falakiah. Meskipun tradisi musik Arab telah
mengalami perubahan beribu-ribu tahun lamanya, mereka tetap memiliki cirri khas
tersendiri dalam format musiknya.
b. Sejarah Musik Arab Saudi
Masa Pra-Islam
Musik Al Arabia
berakar dari pembacaan puisi pada Masa Pra Islam yang disebut sebagai Masa
Jahiliyah. Informasi mengenai hal ini sangat sedikit, namun dipercaya pada
masa Abad V hingga VII. Pembacaan puisi pada masa itu disebut shu`ara’
al-Jahiliyah (شعراء الجاهلية)
atau “Puisi Jahiliah”, yang merupakan pembacaan puisi dengan suara tinggi dan
irama tertentu. Musik pada waktu itu mempunyai peranan penting dalam Mistik, Sihir,
dan Jin (mahluk halus). Alat musik seperti Rebana, Gambus,
dan Rebab.
Ciptaan musik pada waktu itu adalah sangat sederhana, yaitu membaca
tangga nada Arab yang disebut Maqam.
Permulaan Sebelum Masa Islam
Maqam Al Arabia atau melodi pada tangga nada (moda) yang
dipakai dalam Musik Al Arbia Tradisional, ini adalah melodi yang dikembangkan
pada sebagai frase, modulasi atau improvisasi. Al-Kindi (801–873)
adalah salah seorang ahli Musik Al Arabia. Sedangkan Abu al-Faraj
al-Isfahani (897–967) menulis Kitab al-Aghani sebagai
encyclopedia kumpulan puisi dan lagu yang terdiri atas 20 jilid. Al-Farabi (872-950)
menulis tentang Musik Islamiah dengan judul Kitab
al-Musiqi al-Kabir (Buku Besar Musik). Hingga kini sistem melodi Al
Arabia ciptaannya masih dipakai. Al-Ghazali (1059–1111)
menulis tentang azas-azas Musik Persia.
Masa Awal Islam
Arabic maqam adalah moda (musik) yang dipakai dalam Musik Arab
tradisional. Kata maqam berarti jenis melodi yang disusun pada
tangga nada Arab. Masa awal islam dibagi menjadi dua bagian, yakni :
1)
Al Andalusia
Bangsa Moor
dari Arab pernah menjajah Spanyol dan Portugis pada tahun 711 – 1492. Sehingga
budaya Spanyol dan Portugis pada waktu itu dipengaruhi oleh budaya Arab. Budaya
ini disebut dengan Moresco, yaitu pengaruh budaya orang Arab dari Suku Moor.
Peninggalan ini lebih dikenal dengan nama Budaya Al Andalusia. Di Andalusia
Spanyol pada Abad XI merupakan pusat pembuatan alat musik Arab.
2)
Pengaruh Musik Arab Terhadap Musik Dunia
Diperkirakan,
bahwa berbagai alat musik klasik yang ada di Eropa berasal dari Arab.
Misalnya Lute berasal dari gambus, biloa dari rebab.
Gitar dari qitara dsb. Musik troubador di Perancis mempunyai
kesamaan dengan yang ada di Arab. Misal lain, do, re, mi, fa, sol, la,
si juga ada kesamaan dengan sistim Arab: Durr-i-Mufassal – dal,
ra, mim, fa, sad, lam.
c. Sistem Musik Arab
Musik Arab
memiliki cirri khas yang berbeda dengan musik lainnya. Musiknya secara umum
sangat kaya akan melodi sehingga memberi nuansa halus dan kesempatan untuk
membuat berbagai variasi. Cara berolah musiknya sering memakai variasi dan
improviasi dengan dasar melodi sebelumnya. Cara ini disebut maqamat. Melodi
lagu terdiri dari sejumlah variasi melodi (sekitar 52 variasi0. nada-nada yang
dipakai secara umum lebih banyak daripada yang dikenal dalam musik Barat. Di
antaranya terdapat nada-nada yang memiliki jkarak interval yang sangat kecil
(microtones).
Sistem tangga
nada dalam musik Arab dapat dituliskan seperti berikut ini :
Catatan : tanda turun ¼ nada dan A2 memiliki interval augmented (lebih dari ½ nada). Struktur pola ritme musik Arab cukup kompleks, tidak berdasarkan pola birama yang pasti dan konstan seperti musik barat (2/4, 3/4, 6/8), atau disebut nonmetris. Dalam permainan musiknya terdapat sekitar 48 pukulan dan secara khas sudah meliputi dum (ketukan beraksen, tesis), taks (ketukan tak beraksen, arsis), dan tanda diam atau istirahat. Pola ritme sederhananya dapat digambarkan seperti berikut ini. Pola ritme pada baris pertama merupakan pengembangan pola ritme dari baris kedua yang ditulis dengan skala musik.
Catatan : tanda turun ¼ nada dan A2 memiliki interval augmented (lebih dari ½ nada). Struktur pola ritme musik Arab cukup kompleks, tidak berdasarkan pola birama yang pasti dan konstan seperti musik barat (2/4, 3/4, 6/8), atau disebut nonmetris. Dalam permainan musiknya terdapat sekitar 48 pukulan dan secara khas sudah meliputi dum (ketukan beraksen, tesis), taks (ketukan tak beraksen, arsis), dan tanda diam atau istirahat. Pola ritme sederhananya dapat digambarkan seperti berikut ini. Pola ritme pada baris pertama merupakan pengembangan pola ritme dari baris kedua yang ditulis dengan skala musik.
d. Ragam Musik Arab
- Nyanyian Religi
Menurut
sejarahnya, cara musik arab erat hubungannya dengan nyanyian ayat-ayat suci
dalam Al-Qur’an. Dalam hal ini, nyanyian tersebut merupakan isi dari firman
Tuhan yang dilantunkan dengan hafalan. Sehingga, perhatian utama dalam nyanyian
tersebut adalah teks lagu. Kefasihan berpidato dan menghafal Al-qur’an sangat
diperhatikan dalam budaya Arab. Karenanya, mulai dibentuk nyanyian Kasidah
dengan berbagai tema seperti keindahan alam, peristiwa politik, pengalaman
religius, dan cerita tradisi klasik pra-islam.
- Musik Rakyat
Banyak musik
tradisi rakyat yang dapat ditemukan di sepanjang daerah Arab. Musik
Negara-negara jazirah Arab yang kaya dengan permainan drum, menunjukkan
hubungannya yang luasdengan pedagang dari Afrika. Tradisi Gnawa dari Moroko,
mengambil nama dari para budak Guinean yang dibawa ke Maroko dari Afrika Barat.
Musik Nubian di Mesir menggambarkan musik Arab yang unik dengan sistem nada
pentatonic dan irama khusus.
- Nyanyian popular
Musik Arab
Populer merupakan perpaduan dari kedua ragam musik di atas. Keyboard elektrik
yang disesuaikan dengan maqamat mengiringi para penyanyi di dalam
penampilannya. Drum dan irama musik rakyat menjadi bagian paling pokok dalam
pertunjukkan musik yang sebagian besar dilakukan oleh kaum muda. Dalam hal
lirik lagu, penyanyi berusaha untuk mempertahankan tradisi mereka sesuai dengan
gaya dan bahasanya.
e. Alat Music Tradisional Arab
Gambus (Gitar Arab)
Gambus adalah
sebangsa gitar yang dipakai di Musik Arab, memiliki 6 jenis dawai rangkap,
dawai yang dipakai adalah usus kambing atau nylon, biasanya setiap dawai
rangkap sehingga ada 12 dawai semuanya, tidak ada fret (jadi
seperti biola, papan polos, nada ditentukan dengan posisi jari seperti main
biola), sedangkanplektrum disebuta dalam bahasa Arab sebagai risha (artinya bulu).
Sekarang dawai dibuat dari nylon yang dibungkus kuningan atau tembaga)
seperti dawai gitar. Gambus memiliki suara rendah yang unik. Gambus Arab berbeda
dengan yang ada di Turki, Armenia, atau Yunani.
Di Turki terdapat berbagai tala, dan berbeda dengan yang ada di Arab.
Nama lute di Eropa adalah berasal dari Arab, yaitu al
oud.
Qanun (Kecapi Arab)
Qanum adalah
alat musik dawai seperti kecapi atau zither yang berasal dari Harpa Mesir, dan
dimainkan sejak Abad X, kemudian dibawa ke Eropa pada Abad XII. Arti Qanun sebenarnya
adalah Hukum. Bentuk Qanun adalah seperti trapesium dengan papan
suara yang datar untuk 81 dawai, di mana dibagi 3 kelompok akord. Cara
memainkan adalah dengan meletakkan diatas pangkuan atau meja, dibunyikan dengan
petikan jari di mana terdapat 4 plektrum dipasang pada ujung 4 jari (bukan
jempol) setiap tangan, dawai ditumpu oleh penunjang (brigde) pada kulit
domba atau ikan yang menutupi sebagian qanun yang segi empat (jadi suara dibuat
dengan resonansi kulit domba/ikan tersebut). Pemain juga akan membuat Maqam baru
dengan tangannya, termasuk untuk modulasi. Pemain maestro qanun adalah:
Muhammad El ‘Aqqad (Mesir), Abraham Salman (Iraq).
Nay (Serunai Arab)
Nay (bahasa Parsi berarti reed atau
yang dipakai untu Clarinet), atau kalau di Sumatera disebut Serunai.
Alat ini memiliki 9 sambungan, dengan 6 lubang (seperti pada suling bambu) dan
1 lubang dibawah untuk jempol (seperti pada rekorder). Berbagai panjang untuk
setiap tala nada. Cara meniup seperti suling, untuk nada tinggi dengan tiupan
lebih. Meskipun kelihatan sangat sederhana, namun cukup sulit, terutama kalau
mau mendapat suara khusus harus berpengalaman. Maetro nay adalah: Bassam Saba (Lebanon).
Rebana (Tamborin Arab)
Rebana yang
dikenal di sini adalah berasal dari Arab,
terutama dipakai untuk Qasidah, Musik Melayu, maupun Dangdut, yang juga kita kenal dengan bama tambourine (di
Arab disebut sagaat. Ukuran bervariasi, kalau dalam musik Dangdut disebut kendang dengan kulit
lembu, dan suling dari bambu, namun di Arab biasanya memakai kulit domba
(banyak di sana) atau kulit ikan. Ukurannya biasanya dengan diameter 20 cm dan
tinggi 8 cm, diberi krincingan tembaga sebanyak 5 pasang. Karena kulit domba
atau ikan sangat sensitif terhadap kelembaban udara, maka sebelum main mereka
sering memanaskan di atas api lebih dahulu. Oleh sebab itu mereka sering
membawa cadangan. Sejak tahun 1980, sudah ada yang modern, dibuat dari
aluminium atau palstik, kemudian kulitnya diganti dengan plastik juga (tentunya
hal ini untuk menjaga kestabilan terhadap kelembaban udara). Malah ada rebana
yang dapat ditala seperti halnya timpani. Maestro rabana adalah: Mohamed El
‘Arabi (Mesir),
‘Adel Shams Eddine (Mesir), Hossam Ramzi (Mesir).
Buzuq (Mandolin Arab)
Kata buzuq berasal
dari Turki,
pada masa prajurit Ottoman, yang berarti kepala terbakar.
Awalnya alat musik ini dibuat dari sepotong kayu tunggal yang dipotong dan
digerus, namun sekarang sudah berupa beberapa lapis kayu untuk membentukny, dan
juga putaran dawai sudah dengan mekanik seperti gitar. Alat musik ini mempunyai
papan jari yang panjang dan dawai logam, dimainkan dengan petikan plektrum
tanduk, sekarang dari palstik. Dawai logam memberi suara yang nyaring, baiasnya
dimainkan secara tunggal dan tidak dalam kelompok pemusik Arab (band), dan
biasa dijumpai di Suriah, Lebanon, Palestina, dan Yordania, terutma dalam hubungan dengan Musik Gypsy.
f. Fungsi Musik
1) Sebagai media
hiburan (entertainment)
2) Sebagai media
upacara adat
3) Sebagai media
pengiring tari/ dansa
4) Sebagai media
penerangan
5) Sebagai media
pendidikan (edukasi)
6) Sebagai media
pengobatan (therapy)
7) Sebagai media
peningkatan kecerdasan /Intelegensi.
8) Sebagai media
pengembangan bakat.
9) Sebagai media
Ekspresi diri.
Seni Lukis dan Seni Kaligrafi
A. Kedudukan Seni Lukis bangsa Arab
Seni lukis pada
awalnya islam melarang adanya seni lukis dengan dasar hadist nabi bahwa
malaikat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar. Lalu hadist
yang menyatakan bahwa manusia yang membuat gambar makhluk hidup akan mendapat
siksa yang pedih di akhirat. Namun beberapa ulama kemudian bahwa larangan
tentang seni lukis dikhususkan untuk gambar makhluk hidup. Bukti bahwa seni
lukis diperbolehkan adalah adanya lukisan dinding Khalifah Abdul Malik bin
Marwan pada masa dinasti Umayah.
Salah satu
perwujudan estetika Islam yang sering dikesampingkan ialah seni lukis. Padahal
tradisinya memiliki sejarah panjang. Sebab-sebabnya mungkin karena seni lukis
dalam tradisi Islam berkembang pesat di luar kebudayaan Arab, seperti Persia,
Asia Tengah, Turki, India Mughal, dan Nusantara. Sedangkan apa yang disebut
kebudayaan Islam kerap diidentikkan dengan kebudayaan Arab. Kecenderungan
tersebut tampak pada sebutan ‘arabesque’ terhadap ragam hias tetumbuhan yang
mengalami perkembangan pesat sejak berkembangnya agama Islam dan peradabannya.
Sebab yang lain ialah anggapan bahwa larangan menggambar makhluq hidup yang
bergerak seperti manusia dan binatang benar-benar didasarkan atas sumber
al-Qur’an. Padahal ketidaksenangan ulama atau fuqaha tertentu terhadap seni
lukis, sebagaimana terhadap seni pada umumnya, lebih didasarkan pada hadis
tertentu yang kesahihannya masih terus diperdebatkan sampai sekarang.
Pandangan bahwa
lukisan figuratif tidak dibenarkan dalam Islam bersumber dari teks-teks abad
ke-11 dan 12 M, ketika ulama fiqih dan ilmu syariat mulai dominan dalam Islam.
Dan mulai bertabrakan pandangan dengan para filosof (hukama) dan sufi berkaitan
dengan manfaat seni dalam peradaban religius. Teks-teks sebelum abad tersebut
malah tidak mempersoalkan kehadiran lukisan figuratif. Di negeri-negeri yang
telah disebutkan malah abad ke-12 dan 13 M merupakan periode pesatnya perkembangnya
seni lukis khususnya, dan seni rupa umumnya, dalam sejarah kebudayaan Islam.
Lukisan-lukisan yang dihasilkan pada masa awal itu umumnya berupa lukisan
miniature atau lukisan berukuran kecil yang pada mulanya dimaksudkan sebagai
ilustrasi buku. Baru pada abad ke-17 M lukisan berukuran besar pada dinding
berkembang pesat di negeri-negeri seperti Persia, Iraq, Turki, Asia Tengah, dan
India Mughal. Sejalan dengan itu estetika atau teori seni juga berkembang.
Peran estetika estetika menonjol karena mempengaruhi corak seni lukis secara
umum.
Pada mulanya
seni lukis dalam Islam muncul di wilaah-wilayah yang sebelum datangnya Islam
telah memiliki tradisi seni lukis yang telah maju. Khususnya Persia, Iraq dan
Asia Tengah. Di kawasan-kawasan ini peradaban besar masa lalu telah muncul
seperti Mesopotamia, Sumeria, Assyria, Babylonia, Sughdia dan Persia. Tidak
heran jika lukisan tradisi Islam paling awal dijumpai di wilayah-wilayah ini.
Lukisan tertua misalnya dijumpai pada dinding istana Bani Umayyah yang dibangun
oleh Sultan Walid I pada tahun 712 M di Qusair Amra, Syria. Juga lukisan di
tembok bekas istana Sultan al-Mu`tazim dari Bani Abbasiyah di Samarra, Iraq,
yang dibangun pada tahun 836-9 M. Di antara gambar menarik ialah gambar burung
sedang terbang. Pada masa selanjutnya burung dijadikan tamsil bagi roh manusia
yang selalu merindukan asal-usulnya di alam ketuhanan (`alam al-lahut) dan
karenanya burung merupakan satu-satunya binatang yang muncul sebagai motif
utama seni hias Islam. Sosok manusia digambar dalam pola lingkaran. Contoh
serupa dijumpai pada sejumlah benda keramik dari zaman yang sama. Yang lebih
menarik lagi ialah bahwa gambar di istana Abbasiyah itu dipengaruhi gaya
Sassaniyah Persia abad ke-2 dan 7 M.
B. Kedudukan Kaligrafi Islam
Keindahan terus
menyertai hadirnya karya seni Islam, apalagi kalau kita melihat karya-karya
lukis ornamen yang berangkat dari motif-motif flora yang mengambil obyek-obyek
yang ada di alam dan seisinya dengan mengutamakan aspek keindahannya sebagai
totalitas wacana isian yang dikemukakan kepada publik seni Islam.
Dalam Al-qur’an
yang penuh kisah-kisah indah tersebut paling tidak terdapat 30 ayat tentang
keindahan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dan, bila pelukis muslim
bertolak dari ayat-ayat Al-qur’an tersebut maka dalam dirinya senantiasa penuh
dengan kalimat tauhid setiap saat, maka lukisannya membuahkan hasil yang
bernafaskan Islam atau jauh dari bisikan-bisikan syetan. Mengingat pelukis
Islam selalu berpegang teguh dengan ayat-ayat Al-qur’an, tentulah yang bersangkutan
tidak akan takut atau menunggu dulu komando dari para alim ulama boleh atau
tidaknya melukis atau membuat lukisan sebagai karya sejauh jelas tujuan, fungsi
dan sasarannya serta tidak menyimpang dari ajaran agama Islam seperti yang
terkandung dalam Al-qur’an. Namun tentulah akan jauh lebih berarti dan bermakna
bila seniman lukis Islam dan para alim ulama yang ada dapat seiring dan sejalan
dalam membentuk opini yang tidak menyimpang sesuai ajaran Islam terhadap
karya-karya lukis yang dihasilkan melalui wilayah kreativitas dan penjelajahan
senimannya yang dengan sendirinya seniman Islam tidak ketinggalan dari aspek
bentuk-bentuk karya dan nilai-nilai estetika yang ada di dalamnya dengan hasil
karya seniman non Islam.
Seni Rupa dan Seni Arsitektur
A. Kedudukam Seni Rupa dan Seni Arsitektur
islam bangsa Arab Saudi
Seni rupa
Islam adalah seni rupa yang berkembang pada masa lahir hingga akhir masa
keemasan Islam.
Rentang ini bisa didefinisikan meliputi Jazirah Arab, Afrika Utara, Timur Tengah, dan Eropa sejak
mulai munculnya Islam pada 571 M
hingga mulai mundurnya kekuasaan Turki Ottoman. Walaupun sebenarnya Islam dan keseniannya
tersebar jauh lebih luas daripada itu dan tetap bertahan hingga sekarang. Seni
rupa Islam adalah suatu bahasan yang khas dengan prinsip seni rupa yang memiliki kekhususan jika
dibandingkan dengan seni rupa yang dikenal pada masa ini. Tetapi perannya
sendiri cukup besar di dalam perkembangan seni rupa modern. Antara lain dalam
pemunculan unsur konteporer seperti abstraksi dan filsafat keindahan Seni rupa
Islam juga memunculkan inspirasi pengolahan kaligrafi menjadi motif hias. Dekorasi di seni rupa Islam lebih banyak untuk
menutupi sifat asli medium arsitektur daripada yang banyak ditemukan pada masa
ini, perabotan. Dekorasi ini dikenal dengan istilah arabesque.
Peninggalan seni rupa Islam banyak berbentuk masjid, istana, ilustrasi buku, dan permadani.
a) Sejarah Seni
Rupa Islam di Arab Saudi
Peradaban Islam
telah mengalami perkembangan sejak berabad-abad yang lalu hingga kini.
Seni rupa Islam menjadi salah satu bagian penting yang ikut mewarnai
perjalanannya. Kaum Muslim khusunya seniman-seniman dan pelukis-pelukis membuat
benda seni dengan tujuan estetis, misalnya kaligrafi yang indah, bangunan
masjid, tekstil-tekstil bersulam, karpet dan keramik-keramik bernilai tinggi.
Prestasi-prestasi yang dicapai para ahli Muslim dalam bidang kaligrafi,
arsitektur, bangunan-bangunan, lukisan, keramik dan lain-lain adalah warisan
yang memberi rasa bangga bagi orang-orang Islam.
Bangunan-bangunan
masjid kuno yang hingga kini masih berdiri dengan megahnya yang memiliki
nilai-nilai seni tinggi adalah peninggalan peradaban Islam yang masih bisa kita
nikmati. Masjid-masjid yang monumental tersebut dapat kita jumpai di Pakistan,
Turki, Arab Saudi, dan lain-lain.(Isma’il R Al Faruqi:1986). Selain itu
kita juga mengenal bangunan megah menyerupai masjid dan bernuansa Islami yaitu
Taj Mahal, salah satu keajaiban dunia yang merupakan peninggalan peradaban
Islam di India. Selain peninggalan-peninggalan peradaban Islam di luar
Indonesia, di Indonesiapun juga banyak kita temui bukti-bukti peninggalan
peradaban Islam begitu berkembang pesat. Bangunan-bangunan masjid di
daerah Cirebon, Banten, Demak, Sumatera, dan lain-lain dengan struktur bangunan
yang megah adalah bukti seni Islam yang berkembang maju. Selain peninggalan
berupa bangunan, masih banyak lagi peninggalan peradaban Islam, misalnya
ornamen, dekoratif, ragam hias, kaligrafi Arab, dan lain-lain yang dapat kita
jumpai selain di Indonesia juga di berbagai negara. Di antara
peninggalan-peninggalan peradaban Islam yang sangat penting dan menarik adalah
seni tulis yaitu kaligrafi Arab. Sejak awal perkembangannya sampai di
abad modern sekarang ini, seni kaligrafi terus bertumbuh dan berkembang. Hal
ini menunjukkan bahwa kaligrafi mendapat tempat istimewa di kalangan kaum
Muslim.
b) Ciri dan
Periodisasi Seni Rupa Islam Bangsa Arab
Seni rupa Islam
tidak berdiri sendiri seperti Seni rupa Buddha ataupun Barat. Ia merupakan gabungan dari
kesenian daerah-daerah taklukan akibat adanya ekspansi oleh kerajaan bercorak
Islam di sekitar Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Kecil, dan Eropa dan penakulukan oleh bangsa Mongol.
Daerah ini didefinisikan sebagai Persia, Mesir, Moor, Spanyol, Bizantium, India, Mongolia, dan Seljuk.
Selain itu
ditemukan pula pengaruh akibat hubungan dagang, seperti Tiongkok. Ini
disebabkan miskinnya seni rupa asli Arab pada saat itu walaupun dalam bidang
sastra dan musik sebenarnya memperlihatkan hal yang menakjubkan. Keberagaman
pengaruh inilah yang membuat seni rupa Islam sangat kaya. Hal ini terutama bisa
dilihat dari arsitektur Islam yang memperlihatkan gabungan corak dari
berbagai daerah.
Seni rupa asli Jazirah Arab
Seni rupa asli
Jazirah Arab bisa terlihat dari arsitektur di sekitar wilayah Makkah dan Madinah. Kedua kota ini merupakan pusat pemerintahan
pada masa Nabi Muhammad. Biasanya arsitektur asli Jazirah Arab berupa
bentuk bangunan segi empat sederhana yang difungsikan sebagai tempat ibadah.
Bagian tengah merupakan lapangan terbuka dengan dikelilingi pilar, dinding, dan
kamar-kamar. Lapangan berfungsi sebagai tempat salat berjamaah dan di bagian
depan kiblat terdapat mimbar untuk khatib yang
memberikan ceramah keagamaan.
Seni rupa Umayyah
Seni rupa pada
zaman Umayyah banyak dipengaruhi oleh kesenian Bizantium, sebagai akibat dipindahkannya pusat
pemerintahan Islam dari Makkah keSyria.
Seni rupa ini banyak memperlihatkan ciri seni rupa kristen awal, yaitu
bentuk-bentuk basilika dan menara. Seperti bisa dilihat di Masjid Umayyah yang
awalnya adalah Gereja Johannes di Damaskus. Interior masjid ini digarap seniman-seniman
Yunani dari Konstantinopel. Pada masa ini ragam hias mosaik dan stucco yang dipengaruhi oleh pengulangan
geometris sebagai tanda berkembang pesatnya ilmu pengetahuan. Selain itu ciri
khas lapangan di tengah masjid mulai diganti oleh ruangan besar yang
ditutup kubah.
Pada masa ini pula dikenal kalifah yang sangat memperhatikan kelestarian
masjid-masjid, yaitu Kalifah Abdul Malik dan Kalifah Al-walid. Kalifah Abdul
Malik membangun Kubah Batu Karang (dikenal pula dengan nama Masjid Quber
esh Sakhra dan Masjid Umar) sebagai pengingat tempat dinaikkannya Nabi
Muhammad ke langit pada peristiwa Isra-Miraj. Selain itu dibangun pula Masjid
Al Aqsa. Dinasti Umayyah juga meninggalkan banyak istana yang memiliki ciri
tersendiri, yaitu bangunan di tengah-tengah gurun pasir yang terasing, walaupun
kini banyak yang telah rusak. Contohnya adalah Istana Kusair Amra.
Seni rupa Abbasyiah
Perkembangan
seni rupa periode ini dimulai sejak tahun 747 M
sebagai akibat keruntuhan Dinasti Umayyah akibat revolusi oleh Keluarga
Abbasiyah bersama kelompok Syiah. Seni rupa ini terkonsentrasi di pusat
pemerintahan baru di daerah Baghdad dan kemudian pindah ke Sammara, Persia
(sekarang wilayah Iran dan Irak). Walaupun sebenarnya Baghdad adalah pusat pemerintahan dan kebudayaan,
namun penyerangan oleh bangsa Mongol membuat
hampir seluruh peninggalan di daerah ini musnah, sehingga bukti karya lebih
banyak didapat di daerah-daerah sekitarnya. Seni rupa pada zaman ini maju akibat
lancarnya perdagangan dengan bangsa Syria, Tiongkok, India, dan bahkan Nusantara. Selain itu dimulai banyak penerjemahan
tulisan-tulisan kuno Yunani, sehingga seni ilustrasi berkembang Peninggalan
penting dari masa ini adalah Masjid Mutawakkil, Masjid Abu Delif, dan bekas
istana kalifah. Masjid pada zaman ini berciri mirip bangunan kuno mesopotamia,
yaitu menara yang semakin mengecil di bagian ujungnya dan motif hias abjad
Kufa, yaitu motif hias dari kaligrafi berbentuk tajam dan kaku. Selain itu
ditemukan bentuk tiang melengkung. Pindahnya kekuasaan dari keluarga Abbasyiah
ke Fatimiyah dan dipindahkannya ibukota ke Mesir membuat pengaruh seni Afrika
Utara menjadi kuat.
Seni rupa Turki
Pengaruh Turki
didapat dari penaklukan Iran oleh bangsa Turki pada abad ke-11 M. Di bawah kekuasaan ini Romawi Timur, Iran, Mesopotamia, dan Asia Kecil bersatu di bawah kerajaan bercorak
Islam.Pada masa ini seni rupa yang berkembang adalah dekorasi dan tekstil.
Antara lain ditemukan teknik hias batu bata. Selain itu ditemukan kaligrafi
dengan abjad nashi dan juga banyak pengaruh keramik-keramik Tiongkok dari dinasti Sung.
Seni rupa Kordoba
Dimulai pada
tahun 750, Seni rupa Kordoba meliputi daerah Spanyol dan Moor. Contoh
peninggalannya adalah Masjid Kordoba. Ia merupakan gabungan kesenian Yunani klasik
dan kesenian lokal yang tidak terorganisasi dengan baik menjadi satu kesatuan.
Ciri utamanya adalah pelengkung tapal kuda. Ciri khas seni rupa dari Moor
adalah pemakaian motif yang diinspirasi oleh pengulangan ilmu ukur.
Seni Tari
Tari Ad Dahha
Ad Dahha,
sebuah tarian perang yang diprakarsai oleh suku-suku di daerah utara Saudi
Arabia di masa lalu, sekarang telah menjadi ritual dalam perayaan pernikahan di
bagian utara Kerajaan Saudi Arabia dan negara-negara yang berbatasan dengannya
di utara. Beberapa sejarawan menyatakan bahwa tarian itu diciptakan oleh Suku
Anza sebelum munculnya Islam di Semenanjung Arab. Menurut buku-buku sejarah,
sekelompok kecil orang dari suku ini keluar satu malam di patroli ketika mereka
melihat beberapa pergerakan.
Tari Perut
Ada sebuah
tradisi yang sangat terkenal di Timur Tengah atau kawasan Arab. Kita
mengenalnya sebagai tari perut. Masyarakat di sana menyebutnya raqs
sharqi (tari timur) atau raqs baladi (tari nasional).
Ini tarian yang sedang populer di seluruh dunia. Sebagian besar penarinya
adalah wanita. Meski tidak banyak sejarah yang diketahui tentang tari perut,
beberapa orang meyakini ia aslinya berasal dari Mesir. Tarian zaman dulu ini
ditampilkan dalam dua gaya: raqs sharqi (tarian solo penuh improvisasi) dan raqs
baladi (tarian rakyat). Tari perut dulunya selalu mengisi acara pernikahan,
dengan maksud meminta kesuburan bagi pasangan pengantin baru. Baik penarinya
berjenis kelamin wanita maupun pria, di Arab Saudi, tarian ini tidak boleh
ditonton pria. Maklum saja, tari perut memfokuskan pada gerakan otot pinggul
dan dada. Tari perut atau biasa disebut Oriental Dance, bukan lah tari
penggoda. Memang ada beberapa tempat yang menyalah gunakan tarian ini sebagai
hiburan yang tidak pantas, tetapi sejarah tarian ini sama sekali tidak
berkaitan dengan hal-hal yang berbau pornografi.
Tari perut
sudah ada sejak 100 tahun sebelum masehi. Tarian ini diperkenalkan ke berbagai
negara di timur tengah oleh orang-orang Mesir Kuno. Menurut sejarah, ada dua
pendapat mengenai terbentuknya tari perut. Yang pertama mengatakan bahwa tari
perut adalah tarian rakyat timur tengah yang bertujuan untuk menyebarkan rasa
gembira dan semangat melalui gerakannya. Karena itu, tarian ini biasa dibawakan
pada saat acara yang penuh dengan kegembiraan seperti pesta pernikahan, acara
syukuran, atau festival. Pendapat yang kedua mengatakan bahwa tari perut adalah
tarian persembahan manusia untuk para dewa. Tarian ini dilakukan untuk
mendekatkan diri kepada para dewa dan menghapus kesalahan yang telah diperbuat
manusia.
Pada zaman
dahulu, di sebuah pesta atau acara tertentu yang akan ada tari perutnya, para
penari wanita (penari perut hampir semua wanita) hanya menari didepan wanita
saja tanpa para lelaki. Lelaki melalukan pesta yang terpisah bersama lelaki
yang lain. Begitulah adatnya pada zaman itu. Berbagai negara seperti Yordania,
Irak, Arab Saudi, Mesir, dan Turki mengenal tarian ini. Sebagai tari tradisi,
tari perut ditarikan pada acara-acara tradisi pula, seperti pernikahan dan
acara lainnya. Tari ini ditarikan oleh laki-laki maupun perempuan.
Tarian perut
menggunakan gerakan di seluruh otot tubuh. Pada dasarnya tari ini merupakan
tari improvisasi solo dengan gerakan-gerakan yang menyatu ritme musik. Gerakan
dasar dan utama tari ini adalah gerakan memutar yang terpusat pada salah satu
bagian tubuh. Kemudian ditambah aksen menggoyang pundak dan pinggul,
menggerakkan otot perut seperti ombak, atau keseimbangan menggunakan kain
cadar. Kostum tari ini terdiri dari atasan pendek yang biasanya diberi untaian
koin atau mote, sejenis ikat pinggul (juga dengan untaian), celana harem
dan/atau rok. Terkadang juga memakai cadar.
Di Turki, tari
perut ini dipengaruhi oleh kebudayaan orang Romawi dan Mesir dan berkembang
pada zaman Ottoman. Karena tidak mengenal larangan seperti di Mesir, tari perut
Turki biasanya lebih ekspresif. Pada penarinya terkenal enerjik dan atletis.
Mereka juga menggunkan simbol jari yang disebut zils. Elemen penting lainnya
adalah menggunakan ritme sembilan perdelapan yang dihitung 12-34-56-789.
Kostumnya biasa sangat terbuka dengan rok terbelah yang memperlihatkan seluruh
kaki. Mereka juga menggunakan sepatu hak tinggi walaupun kadang sepatu datar. Tari
perut oleh laki-laki di Turki disebut kochecks dan telah ada
sejak zaman Ottoman. Mereka biasanya berpura-pura sebagai wanita dengan
menggunakan rok lebar yang flamboyan. Pada zaman ini penari wanita menggunkan
pakaian sehari-hari yang terdiri dari celana, baju panjang, rompi ketat, dan
ikat pinggang dari tali atau kain sedangkan penari laki-laki menggunakan kostum
khusus. Penari laki-laki biasanya aktor dan musisi yang berperan menjadi
wanita.
Tari Zapin
Zapin berasal
dari bahasa arab yaitu “Zafn” yang mempunyai arti pergerakan kaki cepat
mengikut rentak pukulan. Zapin merupakan khazanah tarian rumpun Melayu yang
mendapat pengaruh dari Arab. Tarian tradisional ini bersifat edukatif dan
sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair
lagu-lagu zapin yang didendangkan. Tari Zapin memang berkembang luas di Malaysia,
tetapi tarian ini diperkenalkan ke Malaysia oleh para pedagang dari tanah Arab
dan Yaman. Menurut sejarahnya, tarian ini dahulu sebagai hiburan di
istana-istana kerajaan. Lalu pada abad ke-16 tarian ini mulai dibawa oleh para
pedagang ke daerah Johor seperti Singapura, Malaysia, Riau dan berkembang
disana. Karena para pedagang biasanya adalah para laki-laki, tarian ini awalnya
hanya dibawakan oleh laki-laki.
Seiring
berkembangnya zaman, para wanita kemudian mempelajari Zapin dan saat ini tari
zapin bisa dibawakan oleh wanita ataupun wanita dan laki-laki secara
berbarengan. Zapin adalah tarian yang memiliki banyak ragam geraknya. Apalagi,
tarian ini berkembang di berbagai negara. Tetapi pada dasarnya, gerakannya
sama. Jika tari perut berfokus pada perut, tari zapin berfokus pada kaki.
Sesuai dengan namanya, “Zapin” berasal dari bahasa Arab “Zafn” yang artinya
pergerakan kaki cepat. Dibutuhkan tempat atau panggung yang cukup besar untuk
menampilkan tarian ini, karena tarian ini menampilkan langkahan kaki yang cukup
besar dan penarinya bergerak kesana kemari. Posisi badan selalu bergerak
seperti mengalun sesuai dengan irama musik. Tangan tidak banyak bergerak, hanya
sedikit mengikuti gerakan kaki. Para penari Zapin diharuskan untuk berinteraksi
satu sama lain dengan baik ketika menari. Sehingga, tari Zapin jarang ditarikan
secara solo melainkan berpasangan atau kelipatan dua. Alat musik yang digunakan
untuk mengiri tarian Zapin di Arab adalah Gambus (alat musik petik ) dan tiga
buah gendang kecil yang disebut Marwas. Zapin juga diiringi dengan nyanyian
yang liriknya biasanya dalam bahasa Arab. Nyanyian ini bermakna untuk memberi
nasihat atau dakwah dan memberi puji-pujian kepada Tuhan.
Pakaian untuk
penari Zapin di Arab lebih simpel bila dibandingkan dengan daerah Melayu
seperti Malaysia atau Indonesia. Di Arab, pakaian penari Zapin hanya memakai
baju gamis (biasanya warna putih), celana bahan panjang dan sorban atau peci.
Jika di Melayu, para laki-laki menggunakan baju kurung, kain sarung tenun dan
peci. Wanita memakai baju kurung, kebaya panjang, kain sarung, dan sanggul. Musik
pengiringnya terdiri atas dua alat yang utama yaitu alat musik petik gambus dan
tiga buah alat musik tabuh gendang kecil yang disebut marwas.
Sebelum tahun 1960, zapin hanya ditarikan oleh penari laki-laki namun kini
sudah biasa ditarikan oleh penari perempuan bahkan penari campuran laki-laki
dengan perempuan. Tari Zapin sangat ragam gerak tarinya, walaupun pada dasarnya
gerak dasar zapin-nya sama, ditarikan oleh rakyat di pesisir timur dan barat
Sumatera, Semenanjung Malaysia, Serawak, Kepulauan Riau, pesisir Kalimantan dan
brunei Darusalam..Di Brunei, tarian Zapin cukup banyak macamnya seperti
rentaknya dan geraknya dan mengikut dari segi sebutannya yaitu dialek orang
Brunei zapin lebih dikenali dengan sebutan ‘”Jipin”‘.
Tari Sema
Sebuah tarian
lain juga terkenal dari Timur Tengah adalah tari sema. Tarian
ini dilakukan oleh para dervish yang berputar. Tidak seperti
tari perut yang dibentuk sebagai sarana hiburan, tari sema diciptakan
untuk alasan religius. Tari sema telah dipertunjukkan selama 700
tahun oleh kaum sufi. Devish (bahasa Turki dan Arab) berasal
dari kata Persia darwish (berarti kerangka pintu) yang
menggambarkan kaum sufi yang berada pada ambang pencerahan. Banyak yang
mengatakan istilah kaum sufi (sufi dalam bahasa Arab berarti wol) muncul dari
kebiasaan para nabi yang menggunakan mantel wol. Tari sema dimulai dengan
pujian kepada para nabi. Lalu, terdengar suara drum yang menjadi simbol sang
pencipta diikuti improvisasi musik dari alat musik ney (sejenis
seruling) yang menyimbolkan embusan napas sang pencipta yang memberi kehidupan
kepada semua makhluk.
Pemimpin
memberi hormat lalu memimpin para darwish membentuk lingkaran.
Saat melewati posisi sang pemimpin, para darwish akan saling
memberi hormat sebagai lambang penghormatan antarjiwa yang berbalut dalam
bentuk raga. Setelah tiga putaran, mereka melepas mantel. Setiap orang akan
mendekati pemimpin, memberi salam, mencium tangan, dan membentuk formasi sesuai
intruksi pemimpinnya. Dengan berputar, mereka melepas kehidupan duniawi dan
bergabung dengan Allah. Mereka membuka kedua tangan dengan tangan kanan
menghadap ke atas agar mendapat berkah dari surga dan tangan kiri menghadap
kebawah untuk memberikan berkah ke bumi. Tarian diakhiri dengan pembacaan
Al-Qur’an.
Para darwish berputar-putar
secara simultan selama 10 menit lalu berhenti dan berlutut. Kemudian berdiri
dan muali lagi. Proses ini diulang sebanyak empat kali, yang memiliki arti :
- kelahiran manusia sebagai bukti Allah sebagai pencipta dan peran manusia sebagai makhluk.
- kegembiraan manusia menjadi saksi penciptaan.
- kegembiraan akan cinta dan pengorbanan akan pikiran untuk mencinta, untuk menggenapi perintah.
- akhir perjalanan spiritual, termasuk kembali kepada kehidupan sehari-hari dan pengabdian kepada Allah.
Pakaian semua
terdiri dari topi tinggi yang menggambarkan ego mereka, jubah putih panjang
dengan rok lebar menggambarkan penutup ego, dan mantel hitam yang menggambarkan
kehidupan duniawi yang kemudian mereka lepaskan.
REFERENSI
http://www.slideshare.net/riafebrianamuhtar/seni-dan-kebudayaan-umum
Labels
Makalah
terimakasih gan.. :D
BalasHapus