ANALISIS JABATAN SEBAGAI DASAR UTAMA DALAM PENINGKATAN INFORMASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI
ANALISIS JABATAN SEBAGAI DASAR UTAMA DALAM PENINGKATAN INFORMASI TERHADAP
KINERJA PEGAWAI
(Disusun untuk memenuhi tugas salah
satu mata kuliah Dasar-dasar Ilmu Budaya)
Disusun
Oleh :
Ulwan Malthuf
Yudanillah
( 180910130064
)
PROGRAM STUDI
SASTRA ARAB
FAKULTAS ILMU
BUDAYA
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
2015
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................i
Bab I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang ............................................................................................1
1.2
Rumusan
Masalah
.......................................................................................1
1.3
Metode.........................................................................................................2
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep..........................................................................................................3
2.2 Teori.............................................................................................................4
Bab III
HASIL PEMBAHASAN
3.1 Pembahsan
..................................................................................................6
Bab IV
KESIMPULAN
4.1
Kesimpulan.................................................................................................11
4.2
Saran...........................................................................................................11
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Setiap organisasi tentunya mempunyai
berbagai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut di raih dengan
mendayagunakan sumber-sumber daya yang ada. Kendati berbagai sumber daya yang
ada penting bagi oraganisasi, satu-satunya factor yang menunjukkan keunggulan
kompetitif potensial adalah sumber daya manusia dan bagaimana sumber daya itu
dikelola.
Menurut
Homawan Sutanto dalam artikelnya tentang analisa jabatan mengatakan bahwa salah
satu tugas manajemen adalah untuk mendayagunakan sumber daya yang dimiliki
secara optimal. Pendayagunaan ini sering berarti mengupayakan agar sumber daya
manusia itu mampu dan mau bekerja secara optimal demi tercapainya tujuan
organisasi. Manusia akan mau dan mampu bekerja dengan baik bilamana ia
ditempatkan pada posisi dengan jabatan dan sesuai menurut minat dan
kemampuannya serta bilamana ia bisa memenuhi kebutuhannya dengan melakukan
pekerjaan itu.
Tanpa
pengetahuan yang memadai tentang apa yang dilakukan oleh para karyawan atas
pekerjaanya, organisasi tidak akan membentuk prosedur sumber daya manusia yang
efektif untuk memilih ,mempromosikan,melatih, menilai dan memberikan kompensasi
kepada karyawan (Henry Simamora, 2006;77). Hal ini mengkibatkan pengkajian dan
pemahaman pekerjaan melalui proses yang disebut analisis pekerjaan merupakan
bagian vital dari setiap program manajemen sumber daya manusia.
1.2
PERUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang masalah di
atas maka kami merumuskan masalah dalam bebrapa pertanyaan:
1.
Apakah
analisis jabatan sebagai dasar utama dalam peningkatan informasi terhadap
kinerja pegawai ?
2.
Apakah
analisis jabatan dapat mempengaruhi peningkatan efisiensi kerja pegawai atau
karyawan ?
3.
Apakah
analisis jabatan dapat digunakan sebagai sebagai pusat informasi untuk
meningkatkan kinerja pegawai ?
1.3 METODE :
1. OBSERVASI
Dengan cara ini, kepada para pekerja
disajikan daftar tugas – tugas, daftar perilaku kinerja (misalnya, melakukan
negosiasi, mengoordisanikan, menggunakan kedua tanga), atau keduanya, fokus
tugas – tugas itu terletak pada apa yang dihasilkan. Ini adalah pendekatan
berorientasi pada pekerjaan (job oriented approach). Di sisi lain,
perilaku kerja berfokus pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan ini merupakan
worker – oriented approach).
2. WAWANCARA
Untuk pekerjaan – pekerjaan yang tidak memungkinkan analisis untuk benar
– benar melakukan pekerjaan tersebut (misalnya: penerbangan) atau bila
pengamatan tidak praktis untuk dilaksanakan (misalnya: arsitek), maka analisis
perlu mengandalkan deskripsi dari pekerja itu sendiri tentang apa yang ia
kerjakan, mengapa dan bagaimana pekerjaan itu dilakukan.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 KONSEP
Analisis jabatan terdiri atas dua
kata, analisis dan jabatan. Analisis merupakan aktivitas berpikir untuk
menjabarkan pokok persoalan menjadi bagian, komponen, atau unsur, serta kemungkinan
keterkaitan fungsinya. Sedangkan jabatan adalah sekumpulan/sekelompok tugas dan
tanggung jawab yang akan, sedang dan telah dikerjakan oleh tenaga kerja dalam
kurun waktu tertentu. Dengan demikian analisis pekerjaan dapat diartikan
sebagai suatu aktivitas untuk mengkaji, mempelajari, mengumpulkan, mencatat,
dan menganalisis ruang lingkup suatu pekerjaan secara sistematis dan sistemik
(Sastrohadiwiryo, 2002:127).
Analisis
jabatan merupakan bagian dari perencanaan sumber daya manusia. Menurut Flippo
(1994), “Analisis jabatan adalah proses mempelajari dan mengumpulkan informasi
yang berhubungan dengan operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaaan tertentu.”
Flippo menekankan bahwasanyaa ada dua kegiatan utama dalam analisis jabatan,
yaitu mengumpulkan informasi tentang operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaan
dan mempelajarinya lebih mendalam.
Analisis Jabatan (Job Analysis) Dan
Desain Pekerjaan (Job Design)
Dalam
organisasi terdapat posisi yang harus diisi melalui pekerjaan yang ada.posisi
pekerjaan yang sudah ada biasa diketahui lewat lowongan-lowongan
perusahaan.Depertemen sumber daya manusia harus memahami bahwa untuk memelihara
koordinasi pekerjaan maka pengetahuan tentang analisis jabatan dan desain
pekerjaan tidak boleh dilewatkan.
Untuk meraih kualitas kerja yang
tinggi,organisasi harus memahami dan menyerasikan permintaan kerja dan
individu.Hal ini disebut analisis jabatan atau analisis pengetahuan pada
susunan kepegawaian,pelatihan,penilaian kinerja,dan kegiatan sumber daya
manusia lainya.sebagai contoh evaluasi penyelia pada pekerjaan karyawan harus
didasarkan pada kinerja dan tuntutan kerja. Pada perusahaan kecil,manajer garis
mungkin melaksanakan analisa jabatan,tapi biasanya pekerjaan selesai oleh
seorang professional sumber daya manusia. Beberapa organisasi besar mungkin
mempunyai department manajement kompensasi yang di dalamnya termasuk analisis
jabatan.
Menurut Dessler (2006) analisis
pekerjaan merupakan prosedur yang dilalui untuk menentukan tanggung jawab
posisi-posisi yang harus dibuatkan stafnya , dan karakteristik orang-orang yang
bekerja untuk posisi-posisi tersebut. Analisis pekerjaan memberikan informasi
yang digunakan untuk membuat deskripsi pekerjaan (daftar tentang pekerjaan
tersebut), dan spesifikasi pekerjaan (jenis orang yang harus dipekerjakan untuk
pekerjaan tersebut). Oleh sebab itu, menurut Dessler penyelia atau spesialis
dalam sumber daya manusia biasanya mengumpulkan beberapa informasi berikut
melalui analisis pekerjaan,
1.
aktivitas pekerjaan,
2.
perilaku manusia,
3.
mesin, perangkat, peralatan, dan bantuan pekerjaan,
4.
standar prestasi,
5.
konteks pekerjaan, dan
6.
persyaratan manusia.
2.2 TEORI
Knowledge about job and their
requirement must be collected through a process known as Job Analysis.
(Pengetahuan
mengenai pekerjaan dan kebutuhannya yang dikumpulkan melalui suatu proses
disebut analisis pekerjaan).
Menurut Gary
Dessler (1997, h.90), analisis jabatan (job analysis) adalah prosedur untuk
menetapkan tugas dan tuntutan keterampilan dari suatu jabatan dan orang macam
apa yang akan dipekerjakan untuk itu.
Seorang ahli
SDM bertujuan untuk mengumpulkan jenis informasi melalui analisis jabatan yaitu
:
a. Aktivitas
kerja
Informasi
biasanya dikumpulkan pada kegiatan kerja sesungguhnya yang dilaksanakan,
seperti pembersihan, penjualan, kegiatan mengajar atau pengecatan. Daftar
seperti itu juga menunjukkan bagaimana, mengapa, dan kapan seorang pekerja
melakukan suatu aktivitas.
b. Perilaku
manusia
Informasi
tentang perilaku manusia seperti merasakan, mengkomunikasikan, mengambil
keputusan dan menulis bisa juga dikumpulkan. Termasuk disini adalah informasi
yang berhubungan dengan tuntutan jabatan manusia seperti mengangkat berat,
menempuh jarak jauh dan lain-lain.
c. Mesin,
alat, perlengkapan dan bantuan kerja yang digunakan.
Informasi
yang sehubungan dengan produk yang dibuat, bahan-bahan yang diproses ,
pengetahuan yang dihadapi atau diterapkan (seperti keuangan atau hukum), dan
jasa yang disumbangkan (seperti penyuluhan atau perbaikan).
d. Standar
kinerja
Informasi
yang dikumpulkan sehubungan dengan standar kinerja (kuantitas, kualitas atau
kecepatan untuk setiap tugas jabatan) berdasarkan mana seorang karyawan dalam
jabatan ini akan dinilai.
e. Konteks
jabatan
Informasi
yang berhubungan dengan kondisi fisik, jadwal kerja dan konteks sosial dan
organisasi, sebagai contoh dilihat dari segi jumlah orang dengan siapa karyawan
akan secara normal harus berinteraksi, termasuk yang berkaitan dengan insentif
dalam melaksanakan pekerjaan.
f. Tuntutan
manusiawi
Informasi
yang berhubungan dengan tuntutan manusiawi dari jabatan, seperti pengetahuan
atau keterampilan (pendidikan, pelatihan,pengalaman kerja) dan menuntut atribut
personal (kecerdasan, karakteristik fisik, kepribadian dan minat).
Menurut
M.T.E Hariandja (2002), analisis jabatan atau job analysis diartikan
dengan:
Syistematically
collects, evaluate, organize information about job. These action are usually
done by specialist called job analyst, who gather data about job.
(Analisis
pekerjaan adalah pengumpulan, penilaian, dan penyusunan informasi secara
sistematis mengenai tugas-tugas dalam organisasi, yang biasanya dilakukan oleh
seorang ahli yang disebut job analyst yang mengumpulkan data mengenai
pekerjaan).
Jadi, dapat
dikatakan bahwa analisis jabatan adalah usaha untuk mencari tahu tentang
jabatan atau pekerjaan yang berkaitan dengan tugas-tugas yang dilakukan dalam
jabatan tersebut.
Data yang
dikumpulkan meliputi tugas-tugas (duties), tanggung jawab (responsibility),
kemampuan manusia (human ability), dan standar unjuk kerja (performance
standard). Tugas-tugas mengacu pada berbagai aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan seseorang dalam suatu jabatan. Untuk jabatan supervisor dalam sebuah
bengkel mobil, misalnya, tugasnya adalah memeriksa daftar hadir para pekerja,
menguji perbaikan yang sudah dilakukan oleh para montir, dan lain-lain.
Tanggung jawab mengacu pada output keseluruhan pekerjaan atau kegiatan yang
harus dilakukan dalam rangka suatu pekerjaan. Misalnya, tanggungjawab
supervisor dalam sebuah bengkel adalah pelaksanaan perbaikan mobil di bengkel
dengan baik sesuai dengan kerusakannya. Kemampuan yang dibutuhkan mengacu pada
spesifikasi keahlian yang dibutuhkan, misalnya seorang supervisor harus
mengetahui secara teknis tindakan perbaikan mobil, memiliki kemampuan memimpin,
memiliki tingkat pendidikan dan pengalaman yang sesuai, dan lain-lain.
Performance standard mengacu pada standar kerja yang dapat dipakai untuk
mengevaluasi kinerja, misalnya kehadiran di tempat kerja dan jumlah output yang
dihasilkan.
BAB III
HASIL PEMBAHASAN
3.1 PEMBAHASAN
Analisis
jabatan penting dilakukan sebelum diadakan perekrutan tenaga kerja. Ada
beberapa manfaat yang diperoleh dengan mengadakan analisis pekerjaan, yang juga
merupakan tujuan dari dilakukannya analisis jabatan.
Adapun tujuan analisis pekerjaan yaitu,
1) Memperoleh tenaga
kerja pada posisi yang tepat,
2) Memberikan kepuasan
pada diri tenaga kerja,
3) Menciptakan iklim dan
kondisi kerja yang kondusif (Sastrohadiwiryo).
Sedangkan menurut Flippo (1994), hasil-hasil dari
analisis pekerjaan, seperti uraian dan spesifikasi pekerjaan akan dapat
digunakan untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut,
1)
Pengabsahan
atas prosedur-prosedur pengangkatan,
2)
Pelatihan,
3)
Evaluasi
pekerjaan,
4)
Penilaian
prestasi
5)
Pengembangan
karir,
6)
Organisasi,
7)
Perkenalan,
8)
Penyuluhan,
9)
Hubungan
perburuhanm dan
10) Penataan
kembali pekerjaan.
Sebuah
penelitian yang dikemukakan oleh Flippo terhadap 899 perusahaan menunjukkan
bahwa hasil proses analisis pekerjaan dipergunakan untuk, membuat rincian kerja
(75%), pelatihan (60%), penyusunan tingkat upah dan gaji (90%), menilai
personalia (60%), pemindahan dan promosi (70%), pengorganisasian (50%),
orientasi karyawan baru (36%), penyuluhan (25%), dan seterusnya.
Analisis
jabatan merupakan prosedur dalam menetapkan tugas dan tuntutan keterampilan
dari suatu jabatan dan orang macam apa yang akan dipekerjakann untuk jabatan
itu. Analisis menghasilkan informasi tentang tuntutan jabaataan yang
selanjutnya digunakan untuk mengembangkan uraian jabatan yang selanjutnya
digunakan untuk mengembangkan uraian jabatan (job description) dan spesifikasih
jabatan (job spesification).Bahasa tentang uraian jabatan dan spesifikasi
jabatan akan dibahas pada subbahasan selanjutnya.
C.
Uraian Jabatan (Job Description)
Dalam uraian jabatan,selain
tugas-tugas,wewenang,tanggung jawab,hubungan lini,dan kondisi kerja juga dibuat
nama jabatan,kode jabatan,tanggal dibuat penyusun,departemen,dan lokasi.
Jika organisasi membuat jabatan baru maka membutuhkan persiapan uraian
jabatan,yang menggunakan proses atau tahapan-tahapan. Uraian jabatan dapat
dibuat kembali secara periodik dan bisa diperbarui jika memang perlu. Penilaian
kinerja merupakan peluang yang baik untuk memperbarui uraian jabatan.
Bila organisasi menyiapkan beberapa uraian jabatan maka prosesnya membutuhkan
waktu.secara nyata,analisis jabtaan mungkin menggunakan kepustakaan sebagai
dasar deskripsi,seleksi untuk satu tipe pekerjaan,dan kemudian dapat
dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan organisasi.
a.
Spesifikasi Jabatan (Job Spesification)
Spesifikasi jabataan berisi tentang
persyaratan kualifikasi individu sehubungan dengan posisinya pada jabatan
tertentu. Pengetahuan menunjuk pada informasi prosedual yang penting untuk
keberhasilan kinerja. Keterampilan adalah tingkat kemahiran individu dalam
penyelesaian tugas. Dengan pengetahuan dan pengalaman,dapat diperoleh kemapuan
dalam pekerjaan untuk persiapan spesifikasi jabatan. Kemampuan menunjukan
kecakapan individu secara umum dan karakter lain mungkin menjadi ciri personal
individu atau motivasi positif dan dapat dikembangkan. Beberapa jabatan juga
mempunyai permintaan resmi,seperti lisensi atau sertifikat.
Dalam mengembangakan spesifikasi jabatan,perlu mempertimbangakan semua elemen
pengetahuan,kemampuan,kecakapan,dan ciri lainnya. Dalam pencatatan deskripsi
jabatan,informasi bisa datang dari kombinasi kinerja jabatan individu,penyelia,atau
perencanaan jabatan dan pelatihan analisis jabatan.
Informasi yang akurat tentang KSAO adalah sangat vital
bagi pengambilan keputusan tentang pengisian jabatan.
b.
Standar Kinerja Jabatan (Job performance standard)
Standar kinerja jabatan berfungsi
sebagai target akan usaha yang harus dilakukan oleh pekerja serta sebagai
kriteria untuk mengukur apakah pekerjaan tersebut berhasil dilaksanakan ataukah
tidak.
Dalam standar kinerja jabatan dicantumkan informasi
tentang target-target yang harus dicapai dan ukuran-ukuran keberhasilan kerja.
Apabiloa target dan kriteria yang ada didalam standar kinerja jabatan ini tidak
terpenuhi, maka bisa disimpulkan bahwa pekerja tidak berhasil melaksanakan
pekerjaannya dengan sukses.
c.
Desain Pekerjaan (Job Design)
Desain pekerjaan merupakan fungsi
penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang karyawan secara organisasional.
Sangat penting untuk melakukan desain pekerjaan,karena orang banyak
menghabiskan waktu untuk bekerja. Desain pekerjaan membutuhkan struktur perjaan
seprti isi,fungsi,dan hubungan pekerjaan. Kebutuhan akan perencanaan
organisasional,kebutuhan keselamatan,dan kelangsungan hidup organisasi jelas
sangat dipengaruhi oleh desain dan tata letak pabrik. Disamping
itu,kebutuhan akan afiliasi dengan manajemen maupun kelompok dan kekuasaan
sangat mempengaruhi desain pekerjaan,
Desain pekerjaan adalah proses penentuan tugas-tugas yang akan
dilaksanakan,metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan tuga,dan bagaimana
pekerjaan tersebut berkaitaan dengan pekerjaan lainya dalam organisasi. Desain
pekerjaan memasukan elemen tugas ,fungsi ,hubungan,kompensasi,
keahlian,pengetahuan, kemampuan pada setiap pekerjaan. Desain pekerjaan
merupakan salah satu factor pendorong keberhasilan produktivitas organiasi.
Dari dimensi organisasi, cara pengelompokan tugas dan tanggung jawab dapat
mempengaruhi produktivitas dan biaya. Pekerjaan yang tidak terselesaikan atau
terlalu sulit untuk dilakukan serta pekerjaan yang membosankan akan menyebabkan
perputaran karyawan yang tinggi. Bagi seorng karyawan motivasi dan kepuasan
kerja menjadi dua factor penting dalam pekerjaan sehari-hari mereka. Dua hal
tersebut dapat membantu pencapaian tujuan dan sasaran,terlebih jika organisasi
mampu dan memahami faktor-faktor yang mempeengaruhi ketidakberhasilan dari dua
faktor tersebut.
d.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Desain Pekerjaan
1.
Individu
Bahwa
individu memiliki perbedaan sikap, sifat, karakter,pandangan,persepsi ,sosial
budaya,norma yang berbeda untuk setiap individunya dalam organisasi yang sama.
Tiap individu memiliki, kebutuhan, tujuan, serta motivasi berbeda dalam
menanggapi sebuah pekerjaan. Peran individu dalam organisasi yang sama. Tiap
individu memiliki kebutuhan,tujuan, serta motivasi berbeda dalam menanggapi
sebuah pekerjaan. Peran individu dalam organisasi ,mempunyai arti yang sama
pentingnya dengan pekerjaan itu sendiri sehingga interaksi antara organisasi
dan individu (SDM) menjadi focus perhatian para manajer. Oleh sebab itu
,nilai-nilai baru yang sesuai dengan tuntutan lingkungan organisasi
perlu diperkenalkan dan disosialisasikan kepada semua individu
dalam organisasi.
Organisasi
masa depan akan cenderung berbentuk flat dan ramping. Bentuk organisasi
konvesional yang hirarkis akan digantikan dengan bentuk jaringan
kerja atau selular yang lebeih memberdayakan kerja sama kelompok. Melalui
organisasi yang demikian setiap individu akan memiliki informasi dengan mudah
sehingga tidak selalu hanya terletak pada pimpinan organisasi. Individu akan
bekerja pada organisasi kluster dimana individu tidak lagi terikat secara kaku
dengan tingkatan manajement yang hirarkis.
Individu atau manusia memiliki keunikn yang tidak
dimiliki oleh faktor produksi lain.
Pertama,
manusia memiliki sisi psikologis. Artinya manusia
tidak dapat dengan mudah dibongkar pasang,seperti mesin. Individu tidak bisa
diperlakukan demikian. Karyawan akan dengan mudah bereaksi jika mereka tahu
bahwa mereka dibayar lebih rendah dari usaha yang
dikeluarkan,diperlakukan tidak adil, atau di –PHK dengan alasan sepihak tau
tidak masuk akal.
Kedua,
individu sebagai input produksi,tapi juga yang akan
menikmati output-nya. Tujuan akhir sebuah proses produksi adalah menciptakan
produk dan jasa yang sesuai dengan keinginan konsumen. Bentuk output yang
dinikmati adalah gaji,insentif, bonus, kesejahtraan, perlindungan,
keamanan dan bentuk penghargaan nonmaterial lainya. Jadi sangat tidak wajar
bila ada sebuah organisasi dengan pertumbuhan baik tetapi kesejahtraan
karyawanya masih memprihatinkan.
Ketiga,
apabila faktor produksi yang lain berkurang dalam
proses produksi,tetapi manusia dalam kurung waktu tertentu akan bertambah,yaitu
bertambah keterampilan,pengalaman, dan pengetahuan. Jadi individu mengalami
proses belajar (learning process)yang akan bermanfaat untuk kepentingan
organisasi keseluruhan.
Keempat,
individu adalah penentuan
eksistensi organisasi,bahkan faktor yang mutlak harus ada. Pengusaha boleh
memiliki modal, mesin, dan material yang berkualitas, tetapi tidak akan berfungsi
baik jika tidak ada manusia yang mengelolanya.
2.Tegnologi yang digunakan
Tegnologi mempunyai damapak terhadap
desain pekerjaan.jenis pekerjaan, alat yang digunakan, tata letak,dan teknik
untuk menghasilkan output produk merupakan beberapa alasan penyebab kendala
yang dapat menghambat kelancaran sebuah pekerjaan.
3.Biaya atau anggaran
Anggaran merupaakan variabel yang
kursial ditiap organisasi yang beroprasi. Apapun yang digunakan manajemen,harus
berpijak dari sisi ekonomis organisasi. Oleh karena itu sumber daya yang
representatif harus direncanakan sebagai awal langkah keberhasilan organisasi.
Manajemen harus secara kontinu menyelaraskan manfaat-manfaat desain pekerjaan
dengan pertimbangan biaya.apalagi sebuah keputusan untuk melakukan rencana ulang
desain pekerjaan baru membutuhkan energi, waktu,dan biaya yang cukup untuk
memenuhi target tersebut.
4.Struktur organisasi
Saat ini sebuah organisasi akan
menjadi lebih lincah apabilaa digerakan oleh roda operasional yang gesit,
cakap, visioner,dan mampu melihat perubahan kedepan. Organisasi tersebut
haruslah lebih ramping untuk dapat melakukan kecepatan perubahan dan
ketidakpastian global. Oleh karena itu,struktur organisasi memang sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan desain pekerjaan. Coba kita lihat beberapa
contoh kasus organisasi yang kelimpungan mengatur konsolidasi internalnya
gara-gara terlalu gemuknya operasional yang harus ditanggung.
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Analisis jabatan adalah proses
pengumpulan dan pemeriksaan atas aktivitas kerja utama di dalam sebuah posisi
serta kualifikasi (keahlian, pengetahuan, kemampuan serta sifat individu
lainya) yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut.
Pengumpulan data dalam analisa
jabatan dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :Observasi, Wawancara,
Kuesioner, dan Catatan Harian Kerja Karyawan.
Proses penyelenggaraan dalam
analisa jabatan ada beberapa tahap-tahap, yaitu:Tahapan Persiapan, Pengumpulan
Data, Kombinasi, Pengolahan data, dan diskusihasilpengolahandata
4.2 SARAN
Dalam
makalah ini kami penulis menyarankan agar analisis jabatan hendaknya
dijalankan dengan sebaik mungkin, mengingat begitu pentingnya peran dan fungsi
sumber daya manusia dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan organisasi
dalam informasi mengenai analisis jabatan. Perkembangan psikologi manusia perlu
menjadi perhatian utama bagi manajer sumber daya manusia, dalam rangka
melakukan manajemen terhadap sumber daya manusia dalam organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Moekijat,Drs, 1992. Analisis
Jabatan, Mandar Maju,Bandung
Hanggraeni, dewi. 2012. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Maitland, iain. 1991. Petunjuk
Merekrut Karyawan, Institusi PPM dengan PT Pustaka Binaman Pressindo.
Mangkuprawira, TB.Syafri. 2002. Manajemen
Sumber Daya Manusia Strategik, Penerbit Ghalia Indonesia.
Moekijat, Drs, 2008. Administrasi
Perkantoran, Penerbit CV. Mandar Maju
Rachmawati, ike kusdyah, 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Penerbit CV. ANDI OFFSET (penerbit andi).
Manullang M, Dra, 1981. Manajemen
Personalia, Penerbit Ghalia Indonesia.
Peraturan MenteriI Dalam Negeri Republik
Indonesia,Nomor 35 Tahun 2012,Tentang
Analisis Jabatan Di Lingkungan Kementrian Dalam Negeri Dan Pemerintah Daerah.
Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks
Labels
Makalah
Post A Comment
Tidak ada komentar :